Paran, Baka, Mekkah, dan Nubuat Muhammad (part 1)

  Pengantar “Dan ia berkata: “Tuhan datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari Gunung Paran dan ia da...

 
Pengantar

“Dan ia berkata: “Tuhan datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari Gunung Paran dan ia datang dengan sepuluh ribu orang kudus; di tangan kanannya tampak kepada mereka hukum berapi-api.” (Taurat kitab Ulangan 33:2 KJV Bible)[1]

Masalah Paran dan Baka telah menjadi perdebatan utama dan penting diantara Islam dan Kristen. Muslim meyakini bahwa kawasan/regional Paran terletak di Semenanjung Arabia, kota Paran adalah kota Mekkah (bhs Arab, Makkah) yang termasuk dalam rangkaian Pegunungan Sarawat.

Sebaliknya Kristen sekarang berpendapat bahwa Paran adalah Semenanjung Sinai. Selain masalah Paran, artikel ini juga akan membahas masalah Bakkah yang diterangkan oleh al-Qur’an.

“Sesungguhnya Bait yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah (Bait Allah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim…” (QS Ali ‘Imran 96-97)

Muslim meyakini bahwa Bakkah yang disebutkan al-Qur’an, adalah sama dengan Baka dalam Perjanjian Lama kitab Mazmur (Zabur, bahasa Arab)

“…Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah! Apabila melintasi lembah Baka…”. (Mazmur 84 LAI 1974)

Namun Kristen menolak mentah-mentah klaim Islam bahwa Baka yang disebut dalam kitab Mazmur 84 itu adalah Mekkah. Kristen beranggapan bahwa Baka adalah pohon Kertau atau mungkin Lembah Biqa di Lebanon.


Artikel ini akan dibagi kedalam beberapa pokok pembahasan yaitu :

Paran : di Timur Mesir atau di Selatan Mesir?

Makna Paran

Letak geografis Paran (Batas-batas wilayah Paran) adalah Hawila, Syur, dan Asyur

Paran Bukan di Semenanjung Sinai

Baka dalam Mazmur 84 : Palestina, Lembah Biqa di Lebanon, atau Lembah Bakkah di Mekkah?

Dibawah ini adalah peta Timur Tengah modern



Paran : di Timur Mesir atau di Selatan Mesir?

Pertanyaan Kristen : Dan arah Mesir ke Irak ini adalah Melalui Jazirah Sinai.


keturunan Ismail tinggal diujung timur Jazirah Sinai dan tidak mungkin di sekitar Mekah, karena :

• Mekah tidak terletak di timur Mesir melainkan di selatan Mesir.[2]

• Mekah tidak terletak di jalur antara Mesir dan Irak, melainkan jalur Mesir dan Yaman. Jawaban Muslim


Ulangan 33:2

ויאמר יהוה מסיני בא וזרח משׂעיר למו הופיע מהר פארן ואתה מרבבת קדשׁ מימינו אשׁדת למו׃

Transliterasi : vy`mr yhvh msyny b` vzrh ms‘yr lmv hvpy‘ mhr p`rn v`th mrbbt qds mymynv `sdt lmv.

Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa naskah Bible bahasa Ibrani kuno hanya mengandung huruf konsonan, dan sama sekali tidak mengenal huruf vokal, dan juga tidak mengenal tanda baca “titik” (point) untuk kegunaan dalam melafalkan (pronounce). Sejarah mencatat bahwa penambahan vowel (huruf hidup) dan tanda titik (point) ditetapkan setelah Masehi (bukan sebelum Masehi).

Ernst Wurthwein mengatakan : “Bukan rahasia lagi bahwa selama berabad-abad teks Ibrani dari Perjanjian Lama berwujud sebagai teks konsonan (huruf mati) murni. Tanda-tanda vowel (vokal) tidak ditambahkan pada teks ini sampai tahap belakangan, ketika teks konsonan telah mapan (established) dengan sejarah transmisi yang panjang di baliknya……Teks konsonan yang dipelihara dalam manuskrip-manuskrip abad pertengahan dan yang merupakan dasar bagi edisi-edisi kita sekarang ini tarikhnya kembali pada kira-kira tahun 100 M. Sebagai bagian dari kebangkitan besar bangsa Yahudi yang menandai dekade-dekade setelah malapetaka tahun 70 M.”[3]

Selain itu, Louis Cappel, ahli sarjana bahasa Ibrani, menyimpulkan bahwa tanda titik dan vokal (the vowel point) dan tekanan logat (accent) adalah bukan bagian dari Ibrani yang original, namun telah dimasukkan oleh Sarjana Yahudi Masoret dari Tiberias, sekurang-kurangnya abad 5 M…..) [4]

I. Paran terletak di Selatan


Berikut ini adalah vowel yang ditambahkan untuk Taurat kitab Ulangan 33:2

וַיֹּאמַר יְהוָה מִסִּינַי בָּא וְזָרַח מִשֵּׂעִיר לָמֹו הֹופִיעַ מֵהַר פָּארָן וְאָתָה מֵרִבְבֹת קֹדֶשׁ מִֽימִינֹו [אֵשְׁדָּת כ] (אֵשׁ ק) (דָּת ק) לָֽמֹו׃

Transliterasi : vayyō’mar yəhvâ missînay bā’ vəzārah miśśē‘îr lāmōv hōvfî‘a mēhar pā’rān və’ātâ mēribəbōt qōdeš mîmînōv ’ēšədāt ’ēš dāt lāmōv

Ada kata menarik yaitu rangkaian huruf konsonan Ibrani yaitu MYMYNV (מימינו), atau bila dalam bentuk vowel (huruf hidup) menjadi “mîmînōv” atau “miymiynov” (מִֽימִינֹו)

KJV Bible menerjemahkan MYMYNV (מימינו) sebagai “from right hand” (dari tangan kanan), namun NIV Bible justru menerjemahkan MYMYNV sebagai “from the south” (dari selatan).


Ulangan 33:2 NIV Bible

He said: “The LORD came from Sinai and dawned over them from Seir; he shone forth from Mount Paran. He came with [a] myriads of holy ones from the south, from his mountain slopes.

(Ia berkata: “Tuhan datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; ia bersinar dari Gunung Paran. Ia datang dengan ribuan orang kudus dari selatan, dari kemiringan Pegunungannya.)


Bandingkan dengan edisi KJV Bible.

And he said, The LORD came from Sinai, and rose up from Seir unto them; he shined forth from mount Paran, and he came with ten thousands of saints: from his right hand went a fiery law for them.

(Dan ia berkata: “Tuhan datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari Gunung Paran dan ia datang dengan sepuluh ribu orang kudus; di tangan kanannya tampak kepada mereka hukum berapi-api.)

Pertanyaan yang muncul adalah : Benarkah KJV Bible dan NIV kontradiksi? Jawaban saya adalah tidak!

Setelah saya perhatikan, kedua terjemahan (KJV dan NIV) itu bisa dibenarkan. Dalam arti bahwa YMYN itu memiliki arti lebih dari satu.


Number Strong’s Concordance :


Word: yamiyn

Definition:

1) right, right hand, right side

1a) right hand

1b) right (of direction)

1c) south (the direction of the right hand when facing East)

Jadi YMYN (ימינ) itu artinya adalah “tangan kanan”, “arah kanan”, dan “selatan”.

KJV Bible menerjemahkan menjadi “tangan kanan”, sedangkan NIV Bible menerjemahkan menjadi “selatan”. Dalam hal ini, saya sependapat dengan penerbit NIV Bible yang menerjemahkan YMYN menjadi “selatan”!


Jadi Ulangan 33:2 yang lebih tepat adalah :

vayyō’mar (BERKATA) yəhvâ (TUHAN) missînay (SINAI) bā’ vəzārah (TERBIT) miśśē‘îr (SEIR) lāmōv hōvfî‘a (BERSINAR) mēhar (GUNUNG) pā’rān (PARAN) və’ātâ (DATANG) mēribəbōt (10.000) qōdeš (ORANG KUDUS) mymynv (DARI SELATAN) ’ēšədāt ’ēš dāt lāmōv (HUKUM BERAPI-API)


Atau

“Dan ia berkata :”Tuhan datang dari Sinai; Ia terbit di Seir; Ia bersinar di Gunung Paran dan datang dengan 10.000 orang kudus dari Selatan dengan hukum berapi-api. (Ulangan 33:2)

Selanjutnya saya akan memakai tafsiran diatas untuk Taurat kitab Ulangan 33:2 dalam penjelasan selanjutnya dalam artikel ini.


-Sinai adalah Tempatnya nabi Musa.

-Seir adalah tempatnya nabi Isa (Yesus) di Palestina. Pegunungan Seir membentang dari dekat Laut Mati (Dead Sea) bagian selatan sampai dengan di dekat Teluk Aqaba (Teluk Eilat).

-Dan di Paran yang letaknya di Selatan (bukan Timur Mesir seperti penafsiran Kristen), Nabi Muhammad SAW memimpin 10.000 orang menaklukkan kota Mekkah dengan menegakkan hukum berapi-api.

Mungkin pembaca akan bertanya : Mengapa “10.000 orang kudus” bukan “ribuan orang kudus”? Bila pembaca mempunyai pertanyaan demikian, silahkan lihat penjelasan artikel saya mengenai 10.000 orang kudus.


Bukhari Volume 5, Book 59, Number 574:

“Narrated Ibn Abbas : The Prophet left Medina (for Mecca) in the company of ten-thousand (Muslim warriors) in (the month of) Ramadan, and that was eight and a half years after his migration to Medina….” (Diriwayatkan dari Ibn Abbas : Nabi meninggalkan Madinah (menuju Mekkah) beserta 10.000 (orang) di (bulan) Ramadhan, dan hal ini terjadi setelah 8,5 tahun Nabi hijrah ke Madinah…”)

Nubuat Taurat ini benar-benar digenapi pada tahun 8 Hijriah oleh Nabi Muhammad SAW yang ditemani oleh 10.000 tentara Islam dalam menaklukkan kota Mekkah.

II. Gunung Paran, Gua Hira, Jabal Nur (Bukit Cahaya) ?

Pertanyaan selanjutnya adalah bahwa dalam Ulangan 33:2 itu tercatat : “….Ia bersinar di Gunung Paran….”. Sedangkan Sejarah Islam mencatat Nabi Muhammad mendapat wahyu pertama kali di Gua Hira ?

Jika ada pertanyaan demikian diatas, lagi-lagi kita perlu tahu arti kata Ibrani nya.

Number Strong’s Concordance



har – Hebrew Lexicon

Word: har

Definition:

1) hill, mountain, hill country, mount

Jadi kata “har paran” (הַר פָּארָן) dapat diartikan : Gunung Paran, Bukit Paran, dan Pegunungan Paran.


Tafsirannya adalah :

-Gua Hira terletak di Bukit Paran (Jabal Nur/Bukit Cahaya) yang termasuk rangkaian Pegunungan Paran (pegunungan Sarawat).

Lihat peta kota Mekkah dibawah ini. Tampak bahwa Mekkah terletak di dataran tinggi.



Makna Paran

Pertanyaan Kristen : * Bilangan 13 : 1 – 3 : ‘Tuhan berfirman kepada Musa, “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan yang akan Kuberikan kepada orang Israel …….. Lalu Musa menyuruh mereka dari padang gurun Paran, sesuai dengan titah Tuhan’

Apakah nabi Musa menyuruh mengintai Kanaan dari Mekah yang jauhnya sekitar 1400 km dari Kanaan. Tidak masuk akal. Apakah ada ayatnya di Qur’an yang menyebutkan nabi Musa dan umat Israel pergi ke Mekah? Sebaliknya jika Paran ada di timur jazirah Sinai maka penuturan Alkitab sangat masuk akal.

* 1 Samuel 25 : 1 : Dan matilah Samuel ; seluruh Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia dirumahnya di Rama. Dan Daud berkemas, lalu pergi ke padang gurun Paran.

Apa perlunya raja Daud pergi ke Mekah yang jauhnya sekitar 1400 km dari Rama? Tidak masuk akal. Apakah ada ayatnya di Qur’an yang menyebutkan nabi Daud pergi ke Mekah? Sebaliknya jika Paran ada di timur jazirah Sinai maka penuturan Alkitab sangat masuk akal.

Jadi kutipan 3 ayat diatas, bisa disimpulkan bahwa PARAN TIDAK MUNGKIN MEKAH KARENA JARAKNYA TERLALU JAUH.

Jawaban Muslim

Ada salah persepsi dikalangan Kristen mengenai Paran, untuk lebih jelaskan perhatikan dibawah ini:

Makna Paran


Bilangan 10:12

“Lalu berangkatlah orang Israel dari padang gurun Sinai menurut aturan keberangkatan mereka, kemudian diamlah awan itu di padang gurun Paran.”


Bilangan 12:16

“Kemudian berangkatlah mereka dari Hazerot dan berkemah di padang gurun Paran

.”


Bilangan 13:3

“Lalu Musa menyuruh mereka dari padang gurun Paran, sesuai dengan titah Tuhan; semua orang itu adalah kepala-kepala di antara orang Israel.”


1 Samuel 25 : 1

“Dan matilah Samuel ; seluruh Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia dirumahnya di Rama. Dan Daud berkemas, lalu pergi ke padang gurun Paran.

Disini (Bilangan 10:12; 12:16; 13:3 dan 1 Samuel 25:1), padang gurun Paran adalah barat laut Arabia, yaitu daerah yang meliputi Gurun Negeb, Midian (Madyan), dan sekitarnya.

Sedangkan Kejadian 21:21 : “Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.” adalah kota Mekkah, yang terletak dalam rangkaian Pegunungan Sarawat.


Jadi Paran memiliki arti lebih dari satu :[5]

-kota Paran : kota Mekkah.

-Kawasan/Regional Paran : Semenanjung Arabia.

-Gunung Paran : bagian dari pegunungan Sarawat.

-Bukit Paran : Jabal Nur, tempat Gua Hira berada, termasuk dalam rangkaian Pegunungan Sarawat.

-Pegunungan Paran : Pegunungan Sarawat, di Hijaz, Arab Saudi bagian barat.

Paran dalam bahasa Arab adalah Faran (dibaca : Faron) yang artinya adalah dua yang bermigrasi, maksudnya adalah migrasi yang dilakukan oleh dua orang yaitu Siti Hajar (istri nabi Ibrahim) dan putranya (yang tatkala itu masih bayi yang masih menyusui) bernama Ismail.[6]

Taurat (Kejadian 25:12-15) mencatat anak-anak Ismail berdasarkan urutan kelahiran yaitu : Nebayot (anak sulung Ismael), Kedar, Adbeel, Mibsam, Misyma, Duma, Masa, Hadad, Tema, Yetur, Nafish dan Kedma.[7]

Nubuat Perjanjian Lama kitab Yesaya


Yesaya 21:13-17 (LAI 1974)

“Ucapan ilahi terhadap Arabia. Di belukar di Arabia kamu akan bermalam, hai kafilah kafilah orang Dedan! Hai penduduk tanah Tema, keluarlah, bawalah air kepada orang yang haus, pergilah, sambutlah orang pelarian dengan roti! Sebab mereka melarikan diri terhadap pedang, ya terhadap pedang yang terhunus, terhadap busur yang dilentur, dan terhadap kehebatan peperangan. Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: “Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka segala kemuliaan Kedar akan habis. Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil saja, sebab Tuhan Allah Israel, telah mengatakannya.”

Note:

* Dedan [8] adalah negeri yang lebih dekat dengan kota Madinah daripada negeri Tema (Tayma) [9]. * Dedan berjarak sekitar 380 km utara Madinah. Dedan adalah nama kuno untuk kota Al Ula, Saudi Arabia modern. Dedan (Al Ula) terletak ditengah-tengah antara Madinah dan Tabuk. * Tema : Terletak di utara kota Madinah. Tema adalah Tayma dalam bahasa Arab. * Kedar : adalah anak Ismail. Orang Kedar adalah keturunan Kedar.


Dibawah ini adalah Peta Mekkah, Madinah, Dedan, Tayma, dan Tabuk

Dalam peta diatas Dedan tidak tertulis. Dedan kira-kira ditengah-tengah antara kota Madinah dan Tabuk.

Dapat kita maklumi bersama, bahwa seringkali nubuat itu mengandung kalimat tidak lugas sehingga hanya orang-orang berakal lah yang dapat mengambil pelajaran.

Sangat..sangat menarik bila kita menyimak dan memperhatikan kenyataan bahwa Perjanjian Lama kitab Yesaya mencatat :

* “Hai kafilah orang Dedan” BUKAN “Hai penduduk kota Dedan” * “Hai penduduk tanah Tema”, BUKAN “Hai penduduk kota Tema”.

Dengan melihat peta Tema-Dedan-Madinah diatas serta memperhatikan kitab Yesaya 21:13-17, maka dapatlah disimpulkan :

* Terlihat pada peta diatas bahwa kota Madinah dekat kota Tema. Karena Perjanjian Lama kitab Yesaya mencatat sebagai Tanah Tema, maka kita dapat menafsirkan bahwa kota Madinah adalah bagian dari Tanah Tema. Alasannya adalah : 1. Realitas historis hijrah nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah yangmana setahun setelah hijrah, nabi Muhammad memenangkan perang (Badar) melawan kota yang ditinggalkannya (Mekkah) 2. kota Madinah dekat dengan kota Tema, sehingga dapat diidentifikasi bahwa Madinah adalah bagian dari Tanah Tema sebagaimana yang dimaksud kitab Yesaya * Kitab Yesaya menyebut “Hai kafilah-kafilah orang Dedan”, ini berarti Madinah adalah tempat dimana kafilah Dedan bermalam.

Sejarah Islam mencatat bahwa penduduk kota Madinah (Tanah Tema) menyambut gembira nabi Muhammad dan umat Islam yang hijrah. Orang-orang Madinah (Tanah Tema) memberikan makan, minum, tempat tinggal, dan segala keperluan lainnya untuk saudara baru mereka.

Sudah habis masa peperangan di Semenanjung Arabia dengan menggunakan busur dan anak panah dan kini telah berganti menjadi senjata api dan mesiu. Dan tidak ada orang Arab yang melarikan diri ke Madinah (Tanah Tema) dan sanggup mengalahkan musuh (musyrikin Mekkah) hanya dalam tempo satu tahun, kecuali nabi Muhammad dalam peristiwa Hijrah nabi Muhammad saw yang setahun kemudian berhasil memenangi Perang Badar dan mengalahkan musuh.

Lagi-lagi Perjanjian Lama kitab Yesaya 42:10-12 bernubuat pada kita, ujarnya :


Yesaya 42:10-12

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan dan pujilah dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya. Baiklah padang gurun menyaringkan suara dengan kota-kotanya dan dengan desa-desa yang didiami Kedar! Baiklah bersorak-sorai penduduk Bukit Batu, baiklah mereka berseru-seru dari puncak gunung-gunung! Baiklah mereka memberi penghormatan kepada Tuhan, dan memberitakan pujian kepadanya di pulau-pulau.”

Kitab Yesaya 42:10-12 juga mendukung kenyataan bahwa saatnya akan tiba bahwa keturunan nabi Ismail dapat memberikan penghormatan kepada Tuhan. Tentu saja hal ini hanya bisa dilakukan melalui seorang nabi dari Arab, keturunan nabi Ismail, penghuni padang gurun.

* Nyanyian baru bagi Tuhan —> “nyanyian” adzan, takbir, dan dzikir. * Padang gurun menyaringkan suara dengan kota-kotanya dan dengan desa-desa yang didiami Kedar! : artinya nyanyian “adzan” akan berseru-seru di gurun dan tempat tinggal Kedar. * Bukit Batu di Madinah * Sejarah hingga kini mencatat “nyanyian” Adzan, takbir, dan dzikir, bukan “nyanyian” Gereja di Arabia (Arab Saudi).

Renungkanlah Nubuat Kejadian, Ulangan dan Yesaya : Jika Ismail menghuni Padang Gurun Paran, tempat ia melahirkan Kedar dan Nebayot, yaitu nenek moyang bangsa Arab; dan jika pemanah Kedar yang gagah perkasa akan kalah setelah orang itu melarikan diri, dan jika orang itu akhirnya dapat menaklukkan Paran dengan 10.000 orang kudus. Yea, beliau adalah habibullah (kekasih Allah), Nabi Muhammad SAW.

kitab Kidung Agung Secara Jelas menyebut Nama Muhammad dan 10.000

Perjanjian Lama kitab Kidung Agung secara jelas menyebut nama Muhammad yang dalam bahasa Ibrani adalah Mahamad.


Kidung Agung 5:10.

(Hebrew) דודי צח ואדום דגול מרבבה׃

(Hebrew With Vowel) דֹּודִי צַח וְאָדֹום דָּגוּל מֵרְבָבָֽה׃

(Transliterasi) dvōdî sah və’ādvōm dāgûl mērəbābâ:

(KJV Bible) My beloved white and ruddy, the chiefest among ten thousand.

(Terjemahan Bebas) Kekasihku itu putih dan merah sehat, pemimpin diantara 10.000 orang.


Kidung Agung 5:16

(Hebrew) חכו ממתקים וכלו מחמדים זה דודי וזה רעי בנות ירושׁלם׃

(Hebrew With Vowel) חִכֹּו מַֽמְתַקִּים וְכֻלֹּו מַחֲמַדִּים זֶה דֹודִי וְזֶה רֵעִי בְּנֹות יְרוּשָׁלִָֽם׃

(Transliterasi) hikvō mamətaqqîm vəkullvō mahămadîm zeh dvōdî vəzeh rē‘î bənvōt yərûšālāim:

(KJV Bible) His mouth is most sweet: yea, he is altogether lovely. This is my beloved, and this is my friend, O daughters of Jerusalem.

(Terjemahan Bebas) Teramat manis tutur katanya, ia adalah mahămadîm. Inilah kekasihku dan sahabatku, O puteri-puteri Yerusalem.

Secara signifikan, Kidung Agung 5:10,16 menyebut nama Muhammad yang dalam bahasa Ibrani adalah mahămad [10] dengan imbuhan “îm” (agung), pemimpin diantara 10.000 orang.

Kisah Seorang Nabi yang ditemani 10.000 orang belum digenapi hingga hingga generasi awal Kristen

Perjanjian Baru Epistle (Surat) Yudas 1:14-15 KJV Bible mencatat ramalan dari Enoch (Dalam Islam, nabi Idris) yang belum digenapi :

“And Enoch also, the seventh from Adam, prophesied of these, saying, Behold, the Lord cometh with ten thousands of his saints. To execute judgment upon all, and to convince all that are ungodly among them of all their ungodly deeds which they have ungodly committed, and of all their hard speeches which ungodly sinners have spoken against him.”

(Juga tentang Enoch, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: “Lihat, Tuan [11] datang dengan 10.000 orang kudusnya hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadapnya.)

Jadi tafsirannya adalah : Enoch berkata :”Lihat, Tuan Muhammad datang dengan 10.000 orang kudus hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadapnya.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali ‘Imran 110)

Yea, fantastis.

“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri alkitab mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” (QS Al Baqarah 146)

Bacalah seluruh sejarah mengenai Padang Gurun Paran, dan Anda tidak akan menemukan peristiwa lain selain penaklukkan Mekkah oleh Nabi Muhammad. Yea, beliau datang tahun 8 Hijriah bersama 10.000 orang kudus dari Madinah hendak memasuki bait Allah di Mekkah. Dan Lihat! Muhammad datang memberikan hukum berapi-api kepada dunia dan menghukum orang-orang fasik.

Nubuat Perjanjian lama kitab Habakuk


Habakuk 3:3

God came from Teman, and the Holy One from mount Paran. Selah. His glory covered the heavens, and the earth was full of his praise. {Teman: or, the south} (KJV -Shoftware Alkitab SABDA)


#Terjemahan Bebas

Tuhan datang dari Teman, dan yang kudus dari gunung Paran. Selah. Kejayaannya menyelimuti langit dan bumi pun penuh dengan pujian kepadanya.

Tafsir Kitab Habakuk 3:3 adalah Nabi Muhammad yang kudus datang dari Paran (Mekkah). Ini adalah kisah hijrah (migrasi) nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah.

Bahwasanya nabi Muhammad telah menyatakan bahwa nenek moyangnya adalah Ismail bin Ibrahim dapat kita lihat dari beberapa hadits berikut ini :

* Nabi Muhammad SAW telah menyatakan dalam haditsnya bahwa nenek moyangnya yakni nabi Ismail adalah seorang pemanah. Dalam hal ini telah terjadi pada satu kabilah Aslam beberapa orang dari mereka yang memanah dengan busur, maka Nabi Muhammad SAW berkata kepada mereka: “Panahlah wahai keturunan Ismail, sesungguhnya bapak kamu (Ismail) adalah seorang pemanah.” (Bukhari kitab “Al Jihad Wa Sair”, Ibnu Majah dalam sunan kitab “Al Jihad”). * Dalam riwayat lain dikemukakan ketika Rasulullah SAW thawaf (mengelilingi Ka’bah), berkatalah Umar kepadanya: “Ini adalah maqam (tempat shalat) bapak kita Ibrahim.” Nabi bersabda: “Benar.” Umar berkata lagi: “Apakah tidak sebaiknya kita jadikan tempat shalat?” Maka Allah SWT menurunkan ayat (QS. 2:125). (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Marduwaih yang bersumber dari Jabir.) * Rasulullah SAW bersabda :”Allah memilih Ismail dari keturunan Ibrahim, dan memilih bani Kinanah dari keturunan Ismail, dan memilih suku Quraisy dari bani Kinanah, dan memilih bani Hasyim dari suku Quraisy, dan memilih saya dari bani Hasyim (HR. Muslim)[12]


Allah SWT berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah.” (QS Al Hajj 78)

Letak geografis Paran (Batas-batas wilayah Paran) adalah Hawila, Syur, dan Asyur

Pertanyaan Kristen : Keturunan Ismail tinggal di TIMUR MESIR ke arah ASYUR

* Kejadian 25 : 18 : Mereka mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir kearah Asyur.

Lokasi Hawila tidak dapat ditentukan secara tepat oleh Arkeologi.


Lokasi Syur.

* Keluaran 15 : 22 : Musa menyuruh orang Israel berangkat dari laut Teberau lalu mereka pergi ke padang gurun Syur

Setelah keluar dari Mesir, bangsa Israel yang dikejar oleh penguasa Mesir menyeberangi laut Teberau untuk mencapai jazirah Sinai. Jadi Syur berada di jasirah Sinai.


Lokasi Asyur

* Kejadian 2 : 14 : Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir disebelah timur Asyur …..

Jadi Asyur terletak disebelah barat sungai Tigris.

Dan arah Mesir ke Irak ini adalah MELALUI JAZIRAH SINAI.

Dari uraian diatas jelas bahwa keturunan ISMAIL TINGGAL DIUJUNG TIMUR JAZIRAH SINAI dan tidak mungkin di sekitar Mekah.

* Kejadian 37 : 25 : “…… kafilah orang Ismail datang dari Gilead …… ke Mesir”


Dimana Gilead?

* 2 Raja 10 : 33 : disebelah timur sungai Yordan dengan merebut seluruh tanah Gilead …..

Jadi Gilead adalah tanah disebelah timur sungai Yordan (daerah Yordania yang sekarang).

Jawaban Muslim

Lokasi Hawila


Kejadian 10:24-30

“Arpakhsad memperanakkan Selah, dan Selah memperanakkan Eber. Bagi Eber lahir dua anak laki-laki; nama yang seorang ialah Peleg, sebab dalam zamannya bumi terbagi, dan nama adiknya ialah Yoktan. Yoktan memperanakkan Almodad, Selef, Hazar-Mawet dan Yerah, Hadoram, Uzal dan Dikla, Obal, Abimael dan Syeba, Ofir, Hawila dan Yobab; itulah semuanya keturunan Yoktan. Daerah kediaman mereka terbentang dari Mesa ke arah Sefar, yaitu pegunungan di sebelah timur.”

Note :

1. 1.


Joktan, or Qahtan in Arabic, was the father of Almodad, Sheleph, Hazarmaveth, Jerah, Hadoram, Uzal, Diklan, Obal, Abimael, Sheba, Ophir, Havilah and Jobab. These are associated with the pre-Islamic civilizations of south Arabia, including various tribes of Yemen and Hadramaut. The modern Arab tribes of Ajman, Harasi, Janibia, Kathri, and al-Murrah claim descent from Joktan/Qahtan.

(Joktan, atau dalam bahasa Arabnya Qathan, adalah ayahnya Almodad, Sheleph, Hazarmaveth, Jerah, Hadoram, Uzal, Diklan, Obal, Abimael, Sheba, Ophir, Havilah (Hawila) dan Jobab. Mereka semua diasosiasikan dengan peradaban pra-Islam di Arabia Selatan, mencakup berbagai bangsa di Yaman dan Hadramaut. Bangsa-bangsa Arab modern dari Ajman, Harasi, Janibia, Kathri, dan al-Murrah mengklaim sebagai keturunan dari Joktan/Qathan.

1. Shoftware Alkitab SABDA: * Mesa adalah daerah di Arabia ketika bani Joktan bermukim di Arabia (Lihat Nomor Strongs 04852). Joktan adalah anak Eber keturunan Sem (Sam) bin Nuh. Joktan adalah imam bagi berbagai bangsa-bangsa yang tinggal di Arabia.(lihat Number Strong’s 03355) * Sefar adalah sebuah tempat di Arabia Selatan (Lihat Nomor Strongs 05611). * Syeba adalah bangsa di Arabia Selatan (Lihat Nomor Strongs 07614).

Jadi dipastikan bahwa Hawila berada di Arabia Selatan, namun tepatnya di daerah Arabia Selatan bagian mananya, hal ini masih menjadi bahan perdebatan.[13]

Lokasi Syur

Syur berada di Semenanjung Sinai, namun tepatnya di Semenanjung Sinai bagian mana, hal ini masih menjadi bahan perdebatan.

Lokasi Asyur

“..sungai….Tigris….yang mengalir disebelah timur Asyur …..” (Kejadian 2 : 14)

Jadi berdasarkan Taurat kitab Kejadian 2:14, Asyur terletak disebelah barat Sungai Tigris, lihat peta Asyur (Ashur) dibawah ini,


Jadi kalimat

“Mereka (anak-anak Ismail, ed) mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir kearah Asyur” (Kejadian 25:18)


NOTE:

Umat Kristen perlu tahu bahwa Pentateuch (Taurat) -sebagaimana Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru- sama sekali tidak mengenal tanda pemisah kalimat seperti tanda koma maupun tanda titik, dan juga tidak mengenal tanda pemisah ayat. Dibawah ini adalah halaman dari Leningrad Codex yang memuat naskah kuno Kitab Kejadian (Genesis) berbahasa Ibrani, perhatikan tidak ada tanda pemisah koma (,) antar kalimat.


Dengan dihapusnya tanda koma (,) pada Kejadian 25:18, maka terbukalah beberapa penafsiran.

1. 1.

Penafsiran Kristen

“Mereka (anak-anak Ismail, ed) mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir kearah Asyur” (Kejadian 25:18)

Para penerjemah Bible meletakkan tanda koma diantara kata “Syur” dan “yang”. Sehingga ayat tersebut diartikan bahwa anak-anak Ismail berdomisili di sebelah Timur Mesir ke arah Asyur.

Bagi kami, jelas penafsiran Kristen ini adalah sangat lemah, karena Hawila terletak di Arabia Selatan atau di Selatan Mesir. Hawila bukanlah di Timur Mesir.

1.

Yang Benar

“Mereka (anak-anak Ismail, ed) mendiami daerah dari Hawila sampai Syur yang letaknya di sebelah timur Mesir kearah Asyur” (Kejadian 25:18)

Pada kalimat “yang letaknya di sebelah timur Mesir” itu sebenarnya menunjukkan letak geografis Syur. Sehingga Kejadian 25:18 seharusnya menjadi,

“Mereka (anak-anak Ismail) mendiami daerah dari Hawila sampai Syur – yang letaknya (Syur) di sebelah timur Mesir – kearah Asyur” (Kejadian 25:18)

atau secara singkat adalah “Mereka (anak-anak Ismail) mendiami daerah dari Hawila sampai Syur kearah Asyur”

Alasannya adalah Hawila terletak di Arabia Selatan. Hawila bukanlah di Timur Mesir.


Jadi batas-batas Paran adalah:

* Selatan : Hawila (Arabia Selatan) * Barat Laut : Syur (Semenanjung Sinai). * ke arah utara menuju Asyur


Kesimpulannya

Bani Ismail tinggal di daerah yang sekarang meliputi Arab Saudi, Yaman, Oman, Irak bagian Barat, Yordania, Palestina bagian Selatan dan Timur, dan Suriah.

kisah kafilah bani Ismail dari Gilead Membuktikan Bahwa Bani Ismail tidak berdomisili di Semenanjung Sinai


Kejadian 37 : 25

“…..kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir.

Gilead adalah tanah disebelah timur sungai Yordan (daerah Yordania yang sekarang). Kedatangan kafilah Ismail dari Gilead, membuktikan bahwa starting point bukanlah di Semenanjung Sinai. Artinya bani Ismail tidak bermukim di Semenanjung Sinai.


Beberapa hipotesis mengenai keberadaan Bani Ismail di Gilead adalah sebagai berikut:

1. 1. Hipotesis pertama, Gilead adalah tempat persinggahan bani Ismail dari Selatan (Arabia) menuju Mesir dengan transit terlebih dahulu untuk berdagang di Syam (Gilead). Kelak bangsa Arab era nabi Muhammad mengambil jalur perdagangan dari Mekkah ke Syam pada musim tertentu (Musim Panas).

1. Hipotesis kedua, adalah Bani Ismail dari Gilead yang dimaksud adalah keturunan Rehuel bin Basmat bin Ismail bin Ibrahim. Taurat mencatat bahwa Esau [14] menikahi 2 orang anak Ismail yakni Basmat (Kejadian 36:3) dan Mahalat (Kejadian 28:9-10) [15]. Tentu saja keturunan Basmat ini bisa disebut bani Edom (Esau) dan bisa pula disebut sebagai bani Ismail. Dari pernikahan antara Esau dengan Basmat maka lahirlah Rehuel (Kejadian 36:4). Bani Esau atau Edom menghuni tanah Edom (daerah sekitar Palestina timur dan selatan). Dan jarak tanah Edom sangat dekat dengan Gilead yakni disekitar Laut Mati. Kelak bani Edom ini berasimilasi dengan Arab.

Sejarah Islam mengenai Ibrahim, Ismail, dan Mekkah

* o Nabi Ibrahim tiba di Mekah dalam rangka melaksanakan perintah Allah SWT, yaitu membangun Baitullah. Suatu waktu beliau berkata kepada anaknya, Ismail as, “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan saya melakukan sesuatu.pekerjaan” Ismail as. berkata, “Laksananakanlah perintah Tuhan! ” Beliau berkata, “Apakah engkau bersedia membantu melaksanakannya?” Ismail a.s. menjawab, “Aku siap membantu.” Beliau berkata, “Sesungguhnya Allah Taala memerintahkan saya membangun sebuah rumah di sini,” sambil menunjuk ke gundukkan tanah yang agak tinggi dan sekitarnya. Mereka berduapun membangun rumah tersebut di atas fondasinya. Ismail as. membawa batu dan Ibrahim as. menyusunnya. Ketika bangunan sudah mulai bertambah tinggi, Ismail a.s. membawa sebuah batu (Maqam Ibrahim) dan meletakkannya di samping bangunan sebagai pijakan buat Nabi Ibrahim a.s. Kemudian Nabi Ibrahim a.s. naik ke atas batu itu dan Nabi Ismail a.s. menyodorkan batu-batu. Mereka berdoa:

“Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al-Hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al Baqarah 127-129)

* o “Sesungguhnya bait yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah (bait Allah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim…” (QS Ali ‘Imran 96-97)

* Imam Ahmad recorded that Abu Dharr said; “I said, `O Allah’s Messenger! Which Masjid was the first to be built on the surface of the earth’ He said, `Al-Masjid Al-Haram (in Makkah).’ I said, `Which was built next’ He replied `Al-Masjid Al-Aqsa (in Jerusalem).’ I said, `What was the period of time between building the two’ He said, `Forty years.

(Imam Ahmad mencatat bahwa Abu Dharr berkata; “Saya berkata, “O Rasulullah, masjid manakah yang pertama dibangun didunia ini?. Dia berkata, “Al-Masjid Al Haram (di Mekah)”. Saya berkata, “Yang manakah yang dibangun setelahnya?”. Dia menjawab, “Al-Masjidil Al-Aqsa (di Yerusalem)”. Saya berkata, “Berapa jangka waktu antara pembangunan keduanya?” Dia berkata, “Empat puluh tahun”)

Menanggapi hadis diatas, orang Kristen akan berkata :

Pertanyaan Kristen : Menurut perhitungan :


Ibrahim dan Ismail hidup sekitar tahun 1900 SM – 2000 SM.

Raja Salomo (Sulaiman) yang membangun bait Allah di Yerusalem hidup sekitar 1000 SM – 950 SM.

Jadi ada beda waktu 1000 tahun antara Ismail (yang membangun Masjidil Haram) dengan raja Salomo (yang membangun Bait Allah di Yerusalem).

Jadi bagaimana bisa dikatakan beda waktu keduanya hanya 40 tahun?

Menurut sebuah hadits Nabi SAW yg diriwayatkan oleh Abu Zarr al-Giffari dan dikutip oleh Syihabuddin Mahmud al-Alusi (mufasir), masjid ini [Majidil Aqsha] dibangun oleh nabi Yaqub 40 thn setelah Ka’bah (Baitullah) di Mekkah yang dibangun oleh kakeknya, nabi Ibrahim. [16]

Paran Bukan di Semenanjung Sinai

Beberapa perbedaan opini dikalangan Kristen menyangkut lokasi Paran, sebenarnya karena beberapa kalangan telah salah menyimpulkan bahwa Paran adalah di Semenanjung Sinai. Namun, masalah ini sebenarnya dapat dipecahkan jika kita mengingat beberapa pertimbangan berikut ini :

1. 1. Taurat sendiri membedakan antara Padang Gurun Sinai dan Padang Gurun Paran.


Bilangan 10:12 (LAI 1974)

“Lalu berangkatlah orang Israel dari padang gurun Sinai menurut aturan keberangkatan mereka, kemudian diamlah awan itu di padang gurun Paran.”

Artinya Paran tidak terletak di Padang Gurun Sinai (Semenanjung Sinai).

1. 1. Seorang Kristiani berkebangsaan Lebanon, Kamal Salibi, menempatkan Paran di kota Mekkah.


Dalam bukunya yang berjudul “Bible Came From Arabia” hal. 215 ia mengatakan :

“.. the place in question could have been Faran, in the Zahran highlands, bordering on the basaltic desert of Harrat Al-Buqum. In any case, this Faran was no doubt the Biblical Paran“

(…Faran, di Dataran Tinggi Zahran, dengan perbatasan pada Padang Pasir Basaltic Harrat Al-Buqum. Dalam beberapa kasus, Faran tak dapat disangkal adalah nama Bible untuk Paran.)

1. 1. Sebagaimana dimaklumi dari zaman Ismail (sekitar abad 18 SM) hingga saat ini, tidak ada sebuah bangsa yang berkuantitas besar di Semenanjung Sinai.


Taurat mencatat :

“Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi sebuah bangsa yang besar.” (Kejadian 17:20 Alkitab LAI 1974)

“Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.” (Kejadian 21:18 Alkitab LAI 1974)

Sejarah mencatat, Semenanjung Sinai adalah wilayah taklukan bangsa Mesir, bangsa Romawi, bangsa Arab, dan bangsa Israel. Tak pernah ada yang namanya bangsa Sinai, bahkan bangsa Mesir yang zaman kuno begitu terkemuka akhirnya berubah identitas menjadi bangsa Arab melalui proses asimilasi setelah ditaklukkan oleh Kekhalifahan Islam.

Taurat tidak mencatat bahwa kelak bani Edom akan menjadi bangsa yang besar, dan ini memang sesuai realitas sejarah dimana bani edom akhirnya berasimilasi menjadi bangsa Arab. Namun bila umat Kristen bersikukuh Paran terletak di Sinai, artinya Ismail dan keturunannya pun haruslah di Sinai. Maka saya pun berhak bertanya kepada orang Kristen, “Hei Kristiani, dimanakah bangsa Sinai yang begitu besar itu”? 2. Pada zaman nabi Musa (sekitar abad 13 SM artinya sekitar 4 abad pasca wafatnya Ismail), Taurat sama sekali tidak mencatat pertemuan/ perjumpaan antara bani Israel dan bani Ismail di Paran (baca Bilangan 10:12; 12:16; 13:3). Padahal orang Kristen berkata bahwa sekurang-kurangnya 2.000.000 bani Israel berkeluyuran di Semenanjung Sinai selama lebih dari 40 tahun. Artinya bani Ismail memang tidak bermukim di Semenanjung Sinai.

Kita lihat peta Paran versi Kristen modern dibawah ini. Pembaca dapat melihat bahwa peta yang diajukan Paran versi Kristen adalah daerah sempit, karena bagian dari Semenanjung Sinai.


Sebenarnya ketika Bani Israel melewati Paran (tempat tinggal bani Ismail), dan Taurat tidak mencatat pertemuan mereka, ini membuktikan bahwa Paran bukan di Semenanjung Sinai, melainkan suatu daerah yang sangat luas yaitu Semenanjung Arabia. Jadi Bilangan (10:12;12:16;13:3) menceritakan bani Israel sedang di Semenanjung Arabia bagian barat laut. Dan Semenanjung Arabia bagian barat laut bukanlah pusat bani Ismail bermukim tatkala itu.

1. 1. Bani Kedar bin Ismail baru tercatat dalam sejarah mengontrol Semenanjung Sinai pada abad 6 SM (artinya sekitar 11 abad pasca wafatnya nabi Ismail leluhur orang Kedar).


Berdasarkan Sumber Kristen

The Encyclopedia of World History. 2001.


THE KINGDOM OF QEDAR. The Qedarites were the most organized of the Northern Arabian tribes, and at its height in the 6th century, the organization controlled a large region from the Persian Gulf to the Sinai. Ashurbanipal allied himself with the King Yauta` (676–652), though he later helped depose him in favor of Abiyate (652–644). After this, nothing is known of Qedar until the 5th century, when an Aramaic inscription names Geshem and Qainu as kings. The “Geshem the Arab” mentioned in the Book of Nehemiah is possibly this person (Neh. 2:19, 6:1).

(KERAJAAN KEDAR. Bani Kedar adalah bangsa yang terorganisir diantara bangsa-bangsa di Arabia Utara, dan pada abad 6 SM, kelompok ini mengendalikan sebagian besar wilayah yang terbentang dari Teluk Persia hingga Sinai. Ashurbanipal beraliansi dengan Raja Yauta’ (676 SM-652SM), , meskipun ia kemudian memecat Yauta dan menggantinya dengan Abiyate (652SM-644SM). Setelah itu, berita mengenai Qedar tidak diketahui lagi hingga abad 5 SM, ketika Inkripsi bahasa Aram menyebut nama Gesham dan Qainu sebagai raja-raja. “Geshem Orang Arab” dalam Perjanjian Lama kitab Nehemia (2:19 dan 6:1) kemungkinan adalah Geshem yang disebut dalam inskripsi bahasa Aram tersebut”.

Jadi keberadaan bani Ismail (Kedar) di Semenanjung Sinai baru terjadi di abad 6 SM.

1. 1. Keberadaan bani Nabat (Nebayot) bin Ismail


Encyclopedia Britannica edisi 2003

Topic : Sinai Peninsula

After the decline of the Egyptian empire, Nabataeans from Petra controlled the trade routes of the Sinai for two centuries until they were defeated by the Romans in AD 106. The region then became part of the province of Arabia in the Roman Empire.

(Setelah melemahnya kerajaan Mesir, Nabataean (yang diyakini keturunan Nabat bin Ismail) dari Petra mengontrol rute perdagangan di Sinai selama 2 abad hingga mereka dikalahkan oleh Romawi pada tahun 106 M. Daerah ini kemudian menjadi bagian dari propinsi Arab dari kekaisaran Romawi.)

Lagi-lagi keberadaan bani Nabat di Semenanjung Sinai baru terjadi di tahun 94 SM (106 M dikurangi 2 abad). Artinya kira-kira 17 abad pasca wafatnya nabi Ismail bin Ibrahim.

Asal Usul Nabataean


About 300 years before Christ, an Arab tribe of merchants moved out of the deserts of Arabia into the ancient land of Edom. Most of the Edomites had left, due to the migration of peoples during the reign of Nebadcadnezar in Babylon. As the Nabataeans slowly expanded their realm, they became the masters of the Negev and the ancient Edomite homeland. Soon this area became known as Nabataea, and from this new base, the Nabataeans began acquiring wealth and building a merchant empire.

(Sekitar 300 tahun SM, sebuah bangsa Arab pedagang bermigrasi dari Padang Pasir Arabia menuju Tanah Edom. Mayoritas bani Edom telah beranjak dari Tanah Edom, karena migrasi penduduk selama pemerintahan Raja Nebukadnezer di Babylonia. Lambat laun Nabataean memperluas kerajaannya, sehingga mereka menjadi penguasa Gurun Negeb di Palestina Selatan dan tanah air bani Edom kuno. Kelak wilayah ini dikenal sebagai Nabataea, dan dari basis baru mereka inilah, Nabataean mulai memperoleh kemakmuran dan membangun sebuah Kerajaan Dagang.”

Jadi Nabataean itu asal usulnya dari Padang Pasir Arabia, bukan Semenanjung Sinai.

Bahasa dan tulisan Nabataean berhubungan dengan Bahasa dan tulisan Arab

Sejarawan Barat dan kaum Misionaris Kristen menyatakan adanya “bahasa Nabataean”, dan “bahasa Arab adalah bagian dari bahasa Nabataean”. Jelas ini pandangan prejudice yang disulut oleh kaum Misionaris Kristen yang gencar mencari kelemahan Arab dan Islam. Sungguh pun demikian, Al-Azami dengan berbagai penjelasan disertai foto-foto tulisan Nabataean membawa kesimpulan bahwa “bahasa Nabataean” ibarat “bahasa Australia”, artinya bahasa Arab dialek Nabataean, seperti halnya bahasa Inggris dialek Australia. Jadi bahasa Nabataean adalah bagian dari bahasa Arab, dan bukan sebaliknya.


Jangan Lupa Komen and Likenya... Trus Bantu Rate nya Di Bawah Ini..
Trims

COMMENTS

BLOGGER: 3
Loading...
Nama

#PenjarakanAhok,1,Ada-Ada aja,6,Adab,1,Akhir Zaman,2,Akidah,2,Al-Qur'an,10,Alkitab,6,apa aja,5,Cemut,1,Cristology,25,Debat,7,Domba Yang Dungu,2,Facebook,1,Fremasonry,1,Hadits,2,Hikmah,3,Indonesia,3,Inspirasi,1,Internasional,3,Islam,4,Jalaluddin Rahmat,1,Kajian,5,LGBT,1,Menjawab Fitnah,8,Muallaf,2,Muslimah,1,Nabi Muhammad Saw,6,News,11,Ramadhan,1,Rohingya,3,Sejarah,6,Syiah,2,Tanggal,1,Tebu Ireng,1,Utama,8,Wanita,1,Yahudi,1,Yesus,2,Zeonis,1,
ltr
item
Mimi Syifa Blog: Paran, Baka, Mekkah, dan Nubuat Muhammad (part 1)
Paran, Baka, Mekkah, dan Nubuat Muhammad (part 1)
http://images32.fotki.com/v1065/photos/9/986296/5613487/dArava25IMG_0163copyparan_copy-vi.jpg
Mimi Syifa Blog
http://mimi-syifa.blogspot.com/2012/07/paran-baka-mekkah-dan-nubuat-muhammad.html
http://mimi-syifa.blogspot.com/
http://mimi-syifa.blogspot.com/
http://mimi-syifa.blogspot.com/2012/07/paran-baka-mekkah-dan-nubuat-muhammad.html
true
6340205783433232940
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy